Spesialis Peredam Suara Ruangan Soundproofing Specialist, Accoustic Design & Interior Specialist,  Thermal Insulation

BEBERAPA PRINSIP UTAMA MEMBANGUN SISTEM PEREDAM SUARA

Rate this post

BEBERAPA PRINSIP UTAMA MEMBANGUN SISTEM PEREDAM SUARA.

1. Massa
Dibutuhkan massa yang cukup besar supaya bisa menghambat transmisi nada. Bila mempunyai massa yang besar jadi dibutuhkan daya yang besar untuk menggerakan dinding penghambat. Satu peredam nada (noise barrier) yang mempunyai massa semakin besar bila ditabrak oleh daya nada jadi nada condong memantulkan kembali dalam ruang, ini berlangsung karna mempunyai inersia (kecenderungan semuanya benda fisik untuk menampik pergantian pada kondisi geraknya. Dengan numerik, ini diwakili oleh massa benda itu. Karena karakter inersia pada material yang mempunyai massa yang besar, nada yang menabrak pada dinding penghambat beberapa besar dipantulkan kembali dalam ruang serta nada yang diteruskan keluar ruang lebih kecil. Menambahkan pada massa tidaklah terlalu mempunyai dampak pada frekwensi rendah. Seperti yang telah diterangkan di atas, tiap-tiap menambahkan 2 x massa bakal tingkatkan kekuatan isolasi nada sebesar 6 dB, ini kita kenal jadi hukum massa (Mass Law) .

2.  Kekakuan (STIFFNESS)
Poin ke-2 yg tidak kalah utama yaitu tentang stiffness (kekakuan) . Meskipun mempunyai massa yang cukup baik tetapi mempunyai stiffness yang rendah jadi system peredam nada (noise barrier) akan tidak maksimal, karna dinding penghambat itu bakal bergetar sesuai sama frekwensi modalnya, yang mempunyai peluang bisa buat susunan turut bergetar karena resonansi. Demikian semuanya system peredam nada (noise barrier) turut beresonansi, permukaan yang turut bergerak melakukan tindakan seperti diafragma serta kembali mereproduksi daya nada yang lalu diteruskan keluar ruang.

3. Sistem Damping
Damping yaitu material yang mempunyai karakter untuk melembam (lembam = karakter materi yg menentang atau menghalangi pergantian momentum atau kondisi gerak benda terkait dengan inersia) . Di dalam system CLD (Contrained Layer Damping) , material damping ada di antara dua material rigid (diapit) . Momen damping bisa berlangsung bila pusat viscoelastic dari susunan itu alami gerakan (saksikan gambar di atas) . Pada saat dinding penghambat alami pergantian bentuk (bent) , bakal berlangsung style tarik serta tekan pada damping material hingga menghindar pergantian bentuk (bent) pada dua susunan rigid itu. Daya nada bakal menyusut saat material damping alami gerakan. Daya getaran tidak diisolasi namun dikonversi jadi daya panas dalam jumlah yang kecil, nilai efisiensinya bergantung pada material damping yang ada di dalam system.
cara-kerja-damping-sistem
hasil-quiet-glue
Untuk ilustrasi sederhananya, bisa di perhatikan dari grafik di atas, di mana transisi dari amplifikasi vibrasi (penguatan getaran) hingga pengurangan vibrasi. Pada keadaan praktikal, dengan menambahkan material damping jadi berlangsung pengurangan daya getaran. Dengan memakai system CLD jadi pengurangan kebisingan bakal begitu efisien pada frekwensi rendah
.
4. Pemutus Rambatan Mekanis (DECOUPLING MECHANIC)
Dengan buat decoupling mechanic kita dapat menaikkan kwalitas system peredam nada (noise barrier) yang kita bangun. Peranan dari decoupling yaitu memutus getaran yang bisa merambat lewat susunan. Langkah decoupling mechanic bekerja yaitu seperti berikut ; waktu nada menabrak permukaan dinding peredam nada (noise barrier) , hal itu bakal menyebabkan getaran, saat getaran itu bakal merambat lewat susunan rangka ke dinding yang lain, ketika itu material decoupling mechanic melakukan tindakan untuk mereduksi atau memutus rambatan yang bakal berlangsung hingga getaran tidak bisa diteruskan keruangan lain.

5. Material yang bersifat Penyerap Suara (Absorber Material)
Kehadiran absorber material juga mempunyai andil di dalam system peredam nada (noise barrier) . Tetapi porous material mempunyai terbatasnya dalam menyerap nada. Tidak semuanya frekwensi dapat diserap terlebih dihalangi oleh porous material. Dengan menempatkan porous material di antara ke-2 dinding (dinding existing serta dinding peredam nada – noise barrier) jadi porous material ini dapat tingkatkan dampaktifitas, prinsipnya yaitu kurangi daya nada yang muncul karena resonansi di antara ke-2 dinding itu. Dalam soal ini, pemakaian porous material yang mempunyai density tinggi tidak demikian significant (bukanlah bermakna nilai density tidaklah perlu diperhitungkan) , yang butuh diperhitungkan yaitu ketebalannya (bakal dibicarakan pada artikel yang lain) . Ketebalan dari porous material bakal memengaruhi resistivitas serta resistansi aliran hawa yang berimbas pada meningkatnya impedansi akustik. Berarti saat nilai impedansi akustik tinggi jadi kendala perjalanan nada juga bertambah, hingga mengakibatkan kehilangan daya nada. Daya nada itu alami friksi karena gesekan yang berlangsung serta dikonversi jadi daya panas.

6. Jeda Hawa/Udara ( Air Gap)
Air gap dalam system peredam nada (noise barrier) mempunyai fungsi yang cukup penting. Kehadiran air gap di dalam system peredam nada (noise barrier) melakukan tindakan seperti pegas atau prinsip ini bisa dimaksud Mass – Air – Mass (MAM Sistem) . Desakan bunyi yang muncul dari dalam ruang serta menabrak permukaan ruang, di mana permukaan ruang bakal melendut (defleksi) kebagian dalam. Desakan hawa di dalam jeda itu bakal mendorong kembali permukaan ruang keluar. Fenomena desakan hawa yang alami kompresi ini bakal melakukan tindakan seperti pegas.

7. Sistem Konstruksi yang Kedap yang Suara
Keyword dari prinsip ini yaitu di mana hawa bisa mengalir, jadi ke sanalah nada bakal pergi. Problem paling besar yang senantiasa diketemukan dilapangan yaitu kegagalan konstruksi di dalam bangun system peredam nada (noise barrier) untuk berikan perhatian yang lebih detil pada peluang rambatan nada lewat celah-celah kecil. Saat kontraktor menjanjikan mereka bisa bangun dinding peredam nada dengan nilai STC sebesar 54 serta saat mereka telah merampungkan pekerjaannya, nyatanya keadaan aktual dilapangan yang terwujud cuma 34. Apa yang sebenernya berlangsung?

Jadi contoh, sempatkah kita memikirkan pada celah kecil yang ada di bagian bawah pada pertemuan dinding serta lantai, biasanya kita meremehkan celah kecil pada ruang itu. Celah 15mm yang ada di bagian bawah selama 3m sama dengan lubang yang ada pada dinding dengan luas 450cm2. Dari perhitungan simpel ini kita bisa tahu kalau ini yaitu problem yang begitu serius.

Diluar itu, titik lemah juga ada pada peletakan piranti elektrikal yang menembus dinding peredam nada (noise barrier) . Pertemuan pada box piranti dengan dinding butuh di beri perhatian spesial. Area-area itu yang kerapkali diabaikan di dalam buat system peredam nada (noise barrier) .

Prinsip-prinsip di atas adalah system ingindalian kebisingan yang butuh diaplikasikan secara detail. Saat kita menyampaikan ini yaitu satu system, jadi kita tidak bisa meremehkan satu poin juga karna system yaitu satu rangkaian aksi untuk bangun satu peranan.

Sumber Referensi : Akustika Swara Indonesia

BERAPA PRINSIP UTAMA MEMBANGUN SISTEM PEREDAM

error: Content is protected !!